JERIT ARWAH: Penerbit Ujwart MediaUjwart Media Anak kecil berambut panjang dan gimbal, berwajah pucat dan berkaki ringsek, meminta tolong di setiap mimpi-mimpi Karsa. Anehnya, mimpi itu selau terjadi di sekitaran Jembatan Cigambira. Jembatan yang dijuluki Jembatan Mati. Harus diketahui, Jembatan Mati memang mematikan. Jembatan bekas rel kereta yang sudah tak berfungsi itu sering menelan nyawa, dan sebagian dari jasadnya menghilang tanpa tanda. Gara-gara mimpi itu, Karsa mengenal gadis indigo bernama Wini. Mereka memiliki kekuatan dan rahasia masing-masing. Hingga harus masuk ke alam gaib. Mereka siap bertualang! Menyodorkan nyawa masing-masing kepada para roh di alam sana. # JERIT ARWAH |
Isi
7 | |
11 | |
22 | |
Jembatan Mati | 30 |
Fakta Anak Kecil Itu | 39 |
Mulai Bermasalah | 49 |
Kecelakaan | 57 |
Aneh | 66 |
MASUK | 137 |
Penculikan | 144 |
Terjebak | 153 |
Danau | 159 |
Danau Busuk | 166 |
Kembali Ke Dunia Manusia | 174 |
Wajan Raksasa | 183 |
Kunci Misteri | 192 |
Kejadian Mencekam | 75 |
Berkumpul | 84 |
Rencana | 92 |
Tekateki Kematian Jaka | 100 |
LDKS | 109 |
Melawan Makhluk Gaib | 120 |
Dunia Gaib | 129 |
Mati | 202 |
Misteri Sebenarnya | 210 |
Seperti Tsunami | 217 |
Dia Pergi Dia Datang | 226 |
Tentang Penulis | 233 |
Istilah dan frasa umum
adikku aneh angin apa-apa api unggun arah badan Badanku bahaya Bapak belakang benar-benar berada berbicara berdiri berjalan berlari berubah boleh buru-buru cahaya Cigambira Cisurupan danau datang depan diam duduk Emak Garut Hingga ikut ingat ingin internet jalan jasad jatuh jelas jembatan mati justru Kakek Zainuddin kalian kamu karpet Karsa dan Lina Kayla kecil kelas Kenapa kesurupan kulihat langsung lelaki lemas lubang hitam makhluk-makhluk Mama masuk mata Mataku Matanya melakukan melayang melihat melotot memang membuat memilih menatap menatapku mencari tahu mencoba mendengar mendongak mengangguk mengembuskan napas menggeleng menit menyeramkan merah meski meter mimpi misteri muncul mungkin panitia pasti pelan percaya pergi pernah pinggir ponsel Puskesmas saat sadar sambil sekitaran sekolah selalu semakin Sementara senter senyum Sepertinya sesuatu singkong soal jembatan sosok spatula suara sungai syok tadi tangan Lina tanpa tanya tenang tenda teriakkan terjadi terlihat tersenyum tolong tsunami wajah Wajahnya wajan Wini yakin