Almustafa

Sampul Depan
Bentang Pustaka, 1 Feb 2008 - 124 halaman
… jika cinta mengajakmu, ikutilah dia meskipun jalannya sulit dan curam
cinta tidak memberikan apa pun kecuali kepada dirinya sendiri
dan tidak mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri
cinta tidak memiliki dan tidak akan dimiliki
sebab cinta memnuhi kebutuhannya sendiri
kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin ….


Almustafa (The Prophet) merupakan karya Kahlil Gibran yang paling banyak versi terjemahannya. Buku yang kali pertama diterbitkan pada 1923 ini berkisah mengenai kearifan hidup yang disampaikan lewat tokoh utamanya, Almustafa. Cerita berawal ketika Almustafa bersiap naik ke kapal menuju negeri asalnya setelah 12 tahun tinggal di negeri asing. Ia dihentikan oleh sekelompok penduduk negeri asing tersebut. Mereka meminta Almustafa untuk berbicara mengenai rahasia yang terbentang antara kehidupan dan kematian. Gibran, dengan gaya penulisan khasnya yang penuh metafora puitis, mampu meramu rahasia pertalian antara manusia dan Tuhan, hubungan orang tua dan anak-anaknya, pentingnya ilmu, dan sebagainya.

 

Isi

Bagian 1
1
Bagian 2
21
Bagian 3
49
Bagian 4
63
Bagian 5
71
Bagian 6
79
Bagian 7
81
Bagian 8
83
Bagian 9
95
Hak Cipta

Edisi yang lain - Lihat semua

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang (2008)

Khalil Gibran (also spelled Kahlil Gibran; Arabic: ????? ???? ?????) was a Lebanese-American artist, poet, and writer.
Born in the town of Bsharri in modern-day Lebanon (then part of Ottoman Mount Lebanon), as a young man he emigrated with his family to the United States where he studied art and began his literary career. In the Arab world, Gibran is regarded as a literary and political rebel. His romantic style was at the heart of a renaissance in modern Arabic literature, especially prose poetry, breaking away from the classical school. In Lebanon, he is still celebrated as a literary hero. He is chiefly known in the English-speaking world for his 1923 book The Prophet, an early example of inspirational fiction including a series of philosophical essays written in poetic English prose. The book sold well despite a cool critical reception, gaining popularity in the 1930s and again especially in the 1960s counterculture. Gibran is the third best-selling poet of all time, behind Shakespeare and Lao-Tzu.

Informasi bibliografi