Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya

Sampul Depan
Yayasan Pustaka Obor Indonesia - 158 halaman

Bahasa Betawi yang dikenal dengan berbagai nama: bahasa Betawi, dialek Jakarta, bahasa Melayu local yang hidup di bumi Nusantara ini. Untuk mengenal bahasa ini lebih baik diketengahkan di awal buku ini situasi kebahasan dan kedudukan bahasa ini di antara bahasa Melayu lokal lainnya. Sejalan dengan sejarahnya, bahasa Betawi memperlihatkan cirri-ciri khas bahasa Melayu Timur, di samping cirri-ciri umum bahasa Melayu lainnya. Kekhasannya yang tampak, baik dalam struktur fonologi, morfologi, maupun sintaksisnya merupakan bahasan pokok buku ini. Selain itu, buku ini bukan hanya membahas kehadirannya sebagai bahasa perhubungan antar penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, melainkan secara sepintas dibahas juga tentang lahirnya sejumlah sastra naskah yang tampaknya luput dari perhatian para ahli dan para pemerhati lainnya. Selain kaya akan sastra lisan dan sastra naskah tersebut, sastra tulis Betawi juga diperkaya dengan berbagai karya kontemporer yang dimuat dalam surat kabar sejak awal abad ke-19. Perannya yang amat penting dalam perkembangna bahasa Indonesia dibahas dalam bab penutup buku ini yang disertai lampiran yang memperlihatkan betapa banyak kata-kata bahasa Betawi dalam Bahasa Indonesia yang oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia ditandai dengan JK.

 

Halaman terpilih

Edisi yang lain - Lihat semua

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang

Lahir di Sumpyuh, Banyumas, 10 Februari 1931. Pendidikan dasar dan menengah di pesantren Kebarongan di tempat lahirnya. Setelah melanjutkan pelajaran di Madrasah Menengah Tinggi di Yogyakarta, lalu melanjutkan kuliah dan mendapat sarjana muda Sastra Timur di Universitas Gajah Mada.

Pada tahun 1960 pindah bekerja di Jakarta setelah kurang lebih 4 tahun berhenti kuliah dan menjadi pengajar di SMA negeri di Semarang, menjalani ikatan dinasnya. Di luar perhitungannya skripsi sarjananya di Universitas Indonesia yang berjudul dialek Jakarta yang ternyata memanggil minat dunia linguistik nasional dan internasional mengantarkan penulis untuk terus terpaku ke bahasa dan budaya Betawi umumnya.

Sejalan dengan itu penulis menyelesaikan disertasi doktornya dengan judul Morfologi Dialek Melayu Jakarta. Perhatiannya terhadap Betawi itu dinyatakannya dalam berbagai karya tulis baik di surat kabar maupun majalah. Karyanya yang berupa buku antara lain:

1. Morfologi Dialek Jakarta, Afiksasi dan Reduplikasi, Seri ILDEP, 1977.

2. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Melayu Jakarta, Pusat Bahasa, 1979.

3. Bahasa Naskah Betawi, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995.

4. Peta Seni Budaya Betawi (penulis utama), DKI Jakarta 1985.

Hingga sekarang penulis adalah guru besar linguistik pada Universitas Indonesia.

Informasi bibliografi