Sagu Papua Untuk Dunia

Sampul Depan
Kepustakaan Populer Gramedia, 25 Jan 2019 - 224 halaman
KEBIJAKAN PANGAN nasional hingga kini masih identik dengan beras. Padahal, sejak 1952 Presiden Sukarno sudah mengingatkan bahwa menitik beratkan kebijakan pangan hanya pada padi sawah akan sulit memenuhi kebutuhan perut penduduk negeri ini. Kerentanan pangan Indonesia boleh dibilang karena kurangnya pengetahuan diban dingkan kurangnya pangan. Maka, merujuk pada pandangan Sukarno, sudah saatnya kita menempuh kebijakan pangan yang berperspektif Nusantara. Ini berarti tanaman lokal yang terbukti mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat mendapat prioritas. Salah satunya adalah sagu. Tanaman ini tidak tergantung pada musim dan memiliki daya tahan di lingkungan marginal, seperti lahan gambut. Sagu dianggap sebagai sumber pangan awal yang dikonsumsi manusia modern (Homo sapiens) dan Indonesia merupakan negara dengan cadangan sagu terbesar di dunia. Di masa lalu, sagu juga dikonsumsi di berbagai tempat lain di Indonesia, termasuk Jawa. Ironisnya, Malaysia lebih mendominasi pasar ekspor sagu dunia. Buku ini memberi kita pengetahuan tentang arti penting sagu bagi masyarakat Papua dan peran swasta dalam mengembangkannya . Sagu Papua untuk Dunia adalah buku pertama dari ÒSeri Pangan NusantaraÓ yang diter bitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Segera menyusul buku-buku tentang pangan Nusantara lainnya.
 

Halaman terpilih

Isi

Daftar Isi
Prakata
Prolog
Tanah Asal Sagu
Sagu Adalah Ibu
Lapar di Kampung Sagu
Sumber Pangan Masa Depan
Sagu Papua untuk Dunia
Epilog
Daftar Pustaka
Tentang Penulis
Back
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Informasi bibliografi