Ketika Ramadan Bersemi di Korea: Untaian Kisah Para Pencari Ilmu di Negeri K-Drama

Sampul Depan
Penerbit NEM, 7 Jul 2022 - 208 halaman

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang sedang naik daun dan mempunyai daya tarik sendiri bagi masyarakat di Indonesia. Bukan hanya terkait dengan k-drama, ataupun k-pop yang saat ini sangat populer, namun juga tentang kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat di negara yang juga terkenal dengan kimchi sebagai makanan tradisionalnya. Seiring dengan bertambahnya daya tarik tersebut, maka bertambah pula masyarakat Indonesia yang berkeinginan ataupun saat ini sedang menempuh pendidikan di Korea Selatan. Beragam beasiswa yang ditawarkan untuk pendidikan dengan berbagai jenjang juga menjadikan salah satu alasan semakin banyaknya WNI yang menjadi pelajar di Korea Selatan.

Ada yang istimewa dari musim semi di Korea Selatan kali ini, yaitu bertepatan dengan bulan Ramadan. Banyak cerita dari mereka para pelajar dan para perantau, khususnya muslim yang berasal dari Indonesia. Perbedaan budaya, musim, dan banyak hal lainnya menjadikan Ramadan yang dilalui menjadi istimewa. Dalam buku ini akan diceritakan beragam kisah tentang Ramadan yang dilalui mereka yang saat ini sedang merantau di Korea Selatan. Sungguh istimewa dan semoga menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membaca.

 

Halaman terpilih

Isi

02 ISI CERITA RAMADANpdf p1724
3
03 PEMBATASpdf p2526
11
04 ISI MEMAKNAI BULAN SUCIpdf p2732
13
05 PEMBATASpdf p3334
19
06 ISI TOLERANSIpdf p3540
21
07 PEMBATASpdf p4142
27
08 ISI MENGKHATAMKANpdf p4348
29
09 PEMBATASpdf p4950
35
24 ISI LIKALIKUpdf p119124
105
25 PEMBATASpdf p125126
111
26 ISI MERINDU RAMADANpdf p127132
113
27 PEMBATASpdf p133134
119
28 ISI WONDERFULLpdf p135140
121
29 PEMBATASpdf p141142
127
30 ISI THE CHERRYpdf p143150
129
31 PEMBATASpdf p151152
137

10 ISI EPISODEpdf p5158
37
11 PEMBATASpdf p5960
45
12 ISI BELAJAR BERBEDApdf p6170
47
13 PEMBATASpdf p7172
57
14 ISI RAMADANpdf p7380
59
15 PEMBATASpdf p8182
67
16 KONSUMSIpdf p8390
69
17 PEMBATASpdf p9192
77
18 ISI REFLEKSI MOMENpdf p93102
79
19 PEMBATASpdf p103104
89
20 ISI INDAHNYApdf p105110
91
21 PEMBATASpdf p111112
97
22 ISI SUKA DUKApdf p113116
99
23 PEMBATASpdf p117118
103
32 ISI PERTOLONGANpdf p153158
139
33 PEMBATASpdf p159160
145
34 ISI ENERGI QUANTUMpdf p161166
147
35 PEMBATASpdf p167168
153
36 ISI RAMADAN PERTAMApdf p169176
155
37 PEMBATASpdf p177178
163
38 ISI KETIKA MUSIMpdf p179184
165
39 PEMBATASpdf p185186
171
40 ISI DI TAMANpdf p187198
173
41 PEMBATASpdf p199200
185
42 ISI RAMADAN DIpdf p201205
187
43 DAFTAR PUSTAKApdf p206207
192
44 TENTANG PENULISpdf p208
194
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang (2022)

Penulisan buku dengan judul “Ketika Ramadan Bersemi di Korea: Untaian Kisah Para Pencari Ilmu di Negeri K-Drama” dikoordinir oleh komunitas mahasiswa muslim Indonesia di Korea Selatan atau Indonesian Muslim Student Society in Korea (IMUSKA). Komunitas ini terbentuk sejak tahun 2008 atas dasar keterbutuhan terhadap sebuah wadah yang dapat mengayomi mahasiswa muslim Indonesia di Korea Selatan. IMUSKA memiliki tujuan dalam peningkatan ukhuwah islamiyah antar berbagai elemen muslim Indonesia di Korea Selatan, khususnya bagi elemen mahasiswa. Selain itu IMUSKA merupakan sebuah wadah untuk berpikir, berkreasi, dan berkarya dalam takwa untuk kemajuan Indonesia. Semoga komunitas ini juga dapat dijadikan sebagai sarana pembentukan pribadi muslim yang kaffah berdasarkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Buku ini merupakan kumpulan dari 21 penulis yang sedang berjuang di berbagai kota di Korea Selatan di antaranya adalah: Irfan Zidni (Mokpo), Fuad Azminuddin (Busan), Muhammad Yusuf Ismail (Gunsan), Muhammad Firdaus (Busan), Heri Akhmadi (Chuncheon), Saat Mubarrok (Busan), Lisa Wiyartanti (Ulsan), Okky Agassy (Daejon), Muhammad Hilmy Alfaruqi (Gwangju), Harashta Tatimma Larasati (Busan), Andini Imaniar Putri (Gwangju), Dayu W. Purnaningtyas (Busan), Muchamad Muchlas (Gwangju), Juli Ayu Ningtyas (Ulsan), Aji Teguh (Busan), Nurud Diniyah (Seoul), Febriani Elfida (Seoul), Sinta Gisthi Ardhiani (Busan), Muhammad Rusdi Syamsuddin (Seoul), Yangie Dwi marga Pinanga (Seoul), dan Salman Farishi (Ulsan).

Informasi bibliografi