Kebangkitan Surga, Neraka, dan Bidadari

Sampul Depan
Lentera Hati, 8 Nov 2022 - 202 halaman

Buku ini berbicara tentang kenikmatan surgawi dan kengerian neraka, tapi banyak di antara kita yang menduga bahwa kenikmatan dan kengerian itu sama dengan yang dilukiskan secara harfiah oleh Al-Quran dan sunnah, padahal sebenarnya ia tidak sama.

Buku ini berusaha mengingatkan bahwa surga dan neraka yang diuraikan oleh Al-Quran dan sunnah, bertujuan utama mengantar manusia hidup damai dengan diri dan lingkungannya serta berhubungan baik dengan Tuhan melalui pelaksanaan tuntunan-tuntunan-Nya. 

Buku ini berbicara tentang bidadari-bidadari yang tidak jarang dilukiskan sementara orang sesuai khayalannya, lalu uraiannya itu ia peratas-namakan agama dan mendorong mereka yang tidak paham mengorbankan nyawanya dan nyawa orang lain yang tidak berdosa demi berjodoh dengan bidadari-bidadari itu, padahal tindakannya justru menjadikan para bidadari muak terhadapnya.

Buku ini berusaha menekankan bahwa tidak semua persoalan dapat dijangkau atau diselesaikan oleh akal, karena bidang garapan utama akal adalah alam fisika. Akal tidak dapat menciptakan iman, tidak juga cinta, ia hanya dapat mendukungnya setelah benihnya mewujud. Yang dapat menciptakannya adalah kalbu yang harus diasah dan diasuh lalu difungsikan dengan baik dalam wilayah kerjanya, walau tanpa sepenuhnya mengabaikan akal.



 

Isi

Hari Kebangkitan
1
Perumpamaan Hari Akhir
17
Nuansa Ganjaran di Hari Kebangkitan
63
Cover Belakang
191
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang (2022)

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, dilahirkan di Sidenreng Rappang (Sidrap) pada 16 Februari 1944. Quraish adalah putra keempat dari 12 bersaudara dari pasangan Prof. Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisy, 11 saudaranya adalah Nur, Ali, Umar, Wardah, Alwi, Nina, Sida, Abdul Mutalib, Salwa, Ulfa dan Latifah.

 Quraish mencintai Ilmu-ilmu Al-Qur’an sejak kecil akibat pengaruh dan didikan ayahnya, seorang ahli tafsir dan akademisi bahkan Prof. Abdurrahman merupakan rektor di dua perguruan tinggi Islam di Makassar, IAIN Alauddin dan Universitas Muslim Indonesia.

 Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, ia melanjutkan pendidikan tingkat menengah di Malang, yang ia lakukan sambil menyantri di Pondok Pesantren Darul-Hadits al-Faqihiyyah selama 2 tahun di bawah bimbingan Habib Abdul Qadir BilFaqih

 Pada tahun 1958 ia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di Kelas II Tsanawiyah al-Azhar. Tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin – Jurusan Tafsir dan Hadits – Universitas al-Azhar. Ia kemudian melanjutkan ke tingkat magister di fakultas yang sama dan meraih Gellar MA pada tahun 1969 untuk spesialisasi bidang Tafsir al-Qur’an dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri’i li al-Qur’an al-Karim. Dan melanjutkan jenjang doktoralnya pada tahun 1980, 2 tahun berselang Quraish lulus dengan disertasinya Nazhm ad-Durar li al-Biqa’iy, Tahqiq wa Dirasah.

Informasi bibliografi