Siapakah JakartaGaleri Buku Jakarta, 7 Agu 2023 - 322 halaman Puisi dan Kota. Di hari ini. Panas dan wabah. Ada apa? Apakah puisi bisa digunakan sebagai cara melihat politik warga negara berdasarkan institusi kota? Kota selalu memunculkan pertanyaan: “bagaimanakah caranya seseorang merasa sebagai warga kota, atau setiap warga kota cenderung terasing di kotanya sendiri dan tidak merasa ikut bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di sekitarnya? Melacak Jakarta melalui puisi memiliki banyak kemungkinan untuk menatap internalisasi kode-kode budaya kota. Walau puisi juga tidak bebas dari bentukkan sejarahnya sendiri yang memungkinkan penyair tidak terlalu kritis dalam kerja kuratorial atas nilai-nilai streotip maupun pembekuan identitas yang diterimanya. Karena itu juga program “Siapakah Jakarta” yang digagas Galeri Buku Jakarta ini bisa menjadi cara untuk mencairkan terjadinya pembekuan kerja kuratorial puisi atas kota. Dari puisi yang terkumpul dan terpilih (kurator memunculkan pertanyaan: “apakah tema Jakarta hari ini (setelah penggusuran, kepadatan penduduk, kemiskinan, lapangan kerja, ruang publik, pendidikan, pemukiman, kebersihan, rebutan lahan, keamanan)? Apakah indeks masalah ini merupakan agenda kota yang bisa diselesaikan satu-persatu. Atau indeks ini memang merupakan wajah kota Jakarta sesungguhnya yang tidak akan pernah bisa diatasi. Jakarta belum punya pengalaman untuk membaca kegagalan-kegagalannya sendiri sebagai evaluasi kota atas pusat perubahan yang dijalaninya. –Afrizal Malna |
Isi
Bagian 1 | 3 |
Bagian 2 | 4 |
Bagian 3 | 10 |
Bagian 4 | 11 |
Bagian 5 | 22 |
Bagian 6 | 27 |
Bagian 7 | 34 |
Bagian 8 | 43 |
Bagian 13 | 91 |
Bagian 14 | 139 |
Bagian 15 | 177 |
Bagian 16 | 207 |
Bagian 17 | 231 |
Bagian 18 | 240 |
Bagian 19 | 259 |
Bagian 20 | 263 |