Setiap Anak CerdasApabila suatu urusan diserahkan oleh orang yang bukan ahlinya tunggulah kehancurannya. ( HR Al BUKHARI ) Hadis tersebut menurut penafsiran apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang bukan ekspert dibidangnya tinggal menunggu kehancuran dan kerusakannya saja karena pekerjaan apapun harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli, kita dapat melihat contoh kasus bangsa ini bagaimana bangsa Indonesia yang seharusnya dalam hitung-hitungan matematikanya seharusnya tidak boleh miskin malahan menjadi negara yang sebagian besar masyarakatnya hidupnya dibawah garis kemiskinan, karena bangsa ini dengan kekayaan alam yang dimilikinya yang luar biasa seharusnya dapat mensejahterakan masyarakatnya tetapi apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang ada dilapangan. Mengapa ini bisa terjadi, bukannya negara kita yang kurang orang pintarnya tetapi kita kekurangan orang yang tujuan hidupnya adalah akhirat, karena masih banyak orang Indonesia yang tujuan hidupnya hanya keduniawian saja, bukannya tujuannya mempersiapkan diri untuk kematian. Karena apabila tujuan hidup kita akhirat, pasti kita akan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan bagaimana caranya mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh? Salah satu caranya menjadi manusia yang paling bermanfaat didunia ini bukannya malahan memanfaatkan orang lain untuk hanya kepentingan pribadi, dan pertanyaannya bagaimana menjadi manusia yang paling bermanfaat? yaitu dengan cara berkontribusi dengan potensi atau kecerdasan yang dimiliki sehingga menghasilkan karya yang paling bermanfaat buat manusia tetapi kadang kita tidak sadar sedari kecil hingga dewasa jarang ada yang mengingatkan kita. Sebenarnya diri kita ini cerdas malahan kita sering dibanding-bandingkan dengan anak lain dan yang jadi tolak ukurnya adalah nilai raport dan IP. Begitulah kita menilai kecerdasan seseorang bukannya dengan karya atau kontribusi yang dimiliki, jadinya anak-anak berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan cara apapun, meskipun dengan cara yang tidak halal seperti menyontek apakah ini yang disebut kecerdasan ? tapi saya yakin kita sepakat bahwa yang namanya kecerdasan dinilai dari karya dan karya yang paling bermanfaatlah bagi manusia itu yang dinamakan cerdas, dan cara-cara dulu yang menilai kecerdasan hanya dari nilai itu sudah usang, karena bukannya hal yang bermanfaat yang kita dapatkan malahan kita mendapatkan malapetaka. Karena ini membuat banyaknya orang yang berbuat kecurangan bukannya kebaikan, mari setelah kita membaca buku ini kita mulai memperbaiki cara pandang kita mengenai kecerdasan anak-anak kita karena setiap anak adalah cerdas seperti penciptanya yang MAHA SEMPURNA ALLAH Swt. |