Robohnya surau kami: kumpulan cerpenGramedia Pustaka Utama, 1994 - 115 halaman |
Isi
Robohnya Surau Kami | 1 |
Anak Kebanggaan | 15 |
Topi Helm | 41 |
Datangnya dan Perginya | 59 |
Pada Pembotakan Terakhir | 75 |
Menanti Kelahiran | 97 |
Penolong | 113 |
Dari Masa ke Masa | 131 |
Edisi yang lain - Lihat semua
Istilah dan frasa umum
agar akhirnya anakku anaknya angin apa-apa ayah bagai Bahkan begitu benar berdiri berkata bertanya datang demi dirinya dokter dulu engkau gadis gerbong Haji Saleh Haris Hasibuan hati hatinya hendak hingga ikut Indra Budiman ingat ingin istrinya itulah Iyah jadi jalan jangan jatuh jembatan Jepang Kakek kaki kali katanya kecil keluar Kenapa kepala kepalanya kereta api kian kini korban laki-laki lama Lena main Mak Pasah Malah malam Maria masinis Masri masuk mata matanya mati mayat melihat memandang memang mendapat mendengar mengatakan mengerti merasa meski minta muda mulai mungkin nanti nasihat Ompi orang-orang Pak Kari paling pasti perempuan pergi pernah pintu pulang punya rasa roda rumahnya sadar sakit salah sambil sebelum sebuah sedikit selalu selama semuanya seolah seseorang sesuatu setiap Sidin suaminya suara supaya surat tadi tahu takkan tangannya tanpa tanya tentu terjadi terus tiba-tiba tiga topi helm topi helmnya Tuan O.M. Tuhan tukang rem