NU vis a vis Negara ; Pencarian Isi, Bentuk dan MaknaBuku ini merupakan prestasi yang luar biasa, laporan yang paling komprehensif mengenai interaksi umat Islam dan negara pada masa Orde Baru. Bagi mereka yang memahami politik keagamaan konvensional seputar rivalitas elite abangan terhadap santri. Lebih mendasar lagi, buku ini membongkar sejumlah stereotip Islam tradisionalis, dengan menun-jukkan komitmen yang mendalam kelompok Islam tradisionalis terhadap nilai-nilai kebangsaan, keterbukaan mereka terhadap pembaruan sosial dan pendidikan, serta mendalamnya dialog dengan kebudayaan lokal, setidaknya di Jawa. |
Apa yang dikatakan orang - Tulis resensi
Kami tak menemukan resensi di tempat biasanya.
Isi
3 | |
Bagian II | 61 |
Bab IV | 87 |
BAB V | 109 |
Bab VI | 137 |
Bagian III | 165 |
Bab VIII | 189 |
Bab IX | 211 |
Bab XIII | 293 |
Bab XIV | 307 |
Bab XV | 323 |
Bab XVI | 333 |
Bab XVII | 353 |
Kesimpulan | 377 |
Epilog Ge | 391 |
Apendiks oe | 411 |
Edisi yang lain - Lihat semua
Istilah dan frasa umum
Abdurrahman Wahid ABRI agar Agustus aktivis Anam anggota Angkatan Bersenjata Ansor awal boleh bulan cabang Dachlan dakwah Dasar datang DDII Departemen Dewan dukungan Duta gerakan Golkar golongan Hasyim Asyari hingga hukum Idham Chalid Jawa Timur Jenderal Juni keagamaan kekuasaan kelompok keputusan Ketua Khittah Kiai Achmad Shiddiq Kiai Asad Kiai Bishri Kiai Hasyim Asyari Kiai Masykur Kiai Wahab Hasbullah komunis Kristen kursi madzhab mahasiswa Majelis masalah masjid Masyumi memberikan mendukung meng mengenai Menteri menyatakan modernis MPRS Muhammadiyah Muktamar mulai muncul mungkin muslim Nahdhatul Ulama Naro Nasional Nasution Orde organisasi ormas paling Pancasila partai partai-partai PBNU pembaru Pemilu pemimpin Pengurus peran perdebatan perkawinan pesantren Piagam Presiden Suharto radikal Rais Reeve reformis resmi saat santri sebagian sebuah sejak sekolah semakin sering Sjaichu Soekarno sosial suara Subchan Suharto syariat tampak Tanfidziyah tanggal terjadi tetap tokoh tradisionalis umat umum undang Wahab Hasbullah Wahid Hasyim Wakil Wawancara Yusuf Hasyim Zuhri