Hakikat Ilmu Pengetahuan Budaya

Sampul Depan

Tahukah Anda bahwa Ilmu Pengetahuan Budaya merupakan istilah yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dulu Departemen) sebagai rumpun ilmu di samping Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial? Nama rumpun ilmu itu sekarang digunakan sebagai nama fakultas, menggantikan nama Fakultas Sastra yang sering disalahartikan sebagai kesusastraan, padahal dalam bahasa Sanskerta artinya kebudayaan.

 Mengapa ilmu pengetahuan? Karena banyak ilmu tergabung dalam rumpun itu. Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan budaya menekuni hasil akal budi manusia dengan tujuan agar manusia menjadi lebih baik. Maka, para pakar ilmu pengetahuan budaya menggunakan berbagai hasil budi daya manusia sebagai objek penelitiannya. Maka, ancangan tekstual diterapkan dalam penelitiannya. Dalam kumpulan karangan para guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini, pembaca akan menemukan berbagai tulisan yang menunjukkan hakikat ilmu pngetahuan budaya. Kelima belas tulisan itu dikelompokkan dalam lima bagian: dari tulisan yang bersifat umum di bagian pertama hingga yang bersifat khusus bidang ilmu di bagian-bagian berikutnya: sejarah dan arkeologi, ilmu susastra, kajian budaya, dan linguistik.

 

 

Isi

Lampiran 1
391
Indeks
427
Penyumbang Tulisan
435
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang (2018)

 Achadiati adalah Guru Besar Emeritus di Bidang Ilmu Susastra yang menekuni masalah sastra dan budaya Indonesia. Ia juga pakar filologi, khususnya naskah Melayu. Tulisannya, antara lain, Istiadat Tanah Negeri Butun, Edisi Teks dan Komentar (Jambatan dan Yanassa, 2005). Terbitannya sebagai anggota Tim Penerjemah: Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah. Naskah Melayu Tertua (Yaysan Obor dan Yanassa, 2006). Makalahnya yang terbit adalah “Bahasa, Sastra, dan Aksara,: dalam Sejarah dan Kebudayaan Indonesia Jilid 6 (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007); dan “Beraksara dalam Kelisanan,” dalam Metodologi Kajian Tradisi Lisan (ATL, 2008).
Agus Aris Munandar adalah Guru Besar Arkeologi Indonesia yang mengajar di Ptogram Studi Arkeologi, FIB UI. Pada 1999 ia mempertahankan disertasinya yang berjudul Pelebahan: Upaya Pemberian Makna pada Puri-puri Bali Abad ke-14–ke-15, di Universitas Indonesia. Sejumlah karya penelitiannya telah diterbitkan dalam bentuk makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan buku. Buku yang telah terbit, antara lain, Sang Tohaan: Persembahan untuk Prof. Dr. Ayatrohaedi. Beberapa Kajian Pernaskahan dari Perspektif Arkeologi (Akademia 2004), Istana Dewa Pulau Dewata (Komunitas Bambu,
00-Hakikat E-Book.indd 435 9/12/2018 2:36:48 PM
436
2005), Gajah Mada, Biografi Politik (Komunitas Bambu, 2010, dan Tatar Sunda Masa Silam (Wedatama Widya Sastra, 2010).
Bambang Wibawarta adalah Guru Besar Ilmu Susastra yang menekuni kesusastraan Jepang hingga memperoleh gelar Master pada 1994 dan gelar Doktor pada 1999. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik setelah menjadi Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya hingga 2013. Sebagai dosen, ia mengajar dan membimbing di jenjang S1 Program Studi Jepang, S2 dan S3 Program Studi Ilmu Susastra, selain meneliti dalam rangka mengembangkan studi Jepang.
Djoko Marihandono adalah Guru Besar Ilmu Sejarah yang mengajar, meneliti, dan menulis perihal hubungan antara Eropa dan Hindia Timur pada awal abad XIX. Buku yang telah ditulisnya terbit hampir setiap tahun: Sultan Hamengku Buwono II: Pembela Tradisi dan Kekuasaan Jawa (Bandar Aji Production, 2008); Titik Balik Historiogtafi di Indonesia (sebagai Editor. Weda Tama Widya Sastra, 2008); Sejarah Perlawanan Masyarakat Simalungun terhadap Kolonialisme: Perlawanan Sang Nahualu (Bersama Harto Juwono, Akademia, 2009) dan Sejarah Benteng Inggris di Indonesia (bersama Harto Juwono dan Triana Wulandari (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010). Karya terjemahan yang terbit adalah Mazhab Annales 1928–1989 Revolusi Sejarah Prancis (karya Peter Burke. Akademia, 2009).
Hermina Sutami adalah Guru Besar Linguistik Sinika FIB UI, baik linguistik teoretis maupun linguistik terapan di bidang pengajaran bahasa Mandarin dan perkamusan. Kamus yang dihasilkannya antara lain Kamus Istilah Bisnis dan Ekonomi (2004) dan Kamus
Hakikat Ilmu Pengetahuan Budaya
00-Hakikat E-Book.indd 436 9/12/2018 2:36:48 PM
437
Dasar Mandarin-Indonesia (2006). Di samping mengajar, ia juga mengadakan penelitian, seminar, dan sanggar kerja. Berbagai kegiatan itu berada di bawah naungan Laboratorium Leksikologi dan Leksikografi yang diketuainya. Penelitian di bidang leksikologi dan leksikografi melibatkan pengajar dari berbagai program studi di FIB UI. Salah satu hasil penelitian bersama di laboratorium itu adalah “Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia” yang selesai pada 2010. Dewasa ini ia tetap menekuni linguistik Sinika di bidang sintaksis.
I Ketut Surajaya adalah Guru Besar yang memperoleh gelar Sarjana Sastra pada 1976 dengan skripsi “Gerakan Demokrasi Zaman Meiji”. Setelah menyelesaikan program Master di bidang Sejarah Masyarakat dan Kebudayaan Jepang dari Hitotsubashi University, Tokyo, Jepang pada 1979, ia melanjutkan studi doktor bidang Sejarah Pemikiran Politik Jepang di universitas yang sama dan memperoleh gelar Doktor Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia pada 1982. Sebagai Guru Besar Tetap Sejarah Jepang di Universitas Indonesia sejak 1995, ia aktif berperan serta dalam seminar dan simposium, baik di dalam maupun di luar negeri, bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Studi Jepang di Indonesia (ASJI). Bidang yang ditekuninya adalah Sejarah Jepang, baik sebagai pengampu mata kuliah di program S1 dan S2, maupun sebagai pembimbing dan penguji skripsi, tesis, dan disertasi.
Melani Budianta adalah Guru Besar Sastra FIB UI yang mengembangkan penelitian di bidang cultural studies. Ia mengajar, meneliti, dan menulis berbagai isu mengenai keragaman budaya dan identitas. Esai yang ditulisnya dalam buku ini terkait dengan perkembangan sastra Indonesia yang sangat beragam baik secara
Penyumbang Tulisan
00-Hakikat E-Book.indd 437 9/12/2018 2:36:48 PM
438
geografis maupun ideologi sehingga menimbulkan ketimpangan dalam penghargaan. Meskipun demikian, keindonesiaan di dalam berbagai karya itu tetap terbaca.
Muhadjir adalah Guru Besar Emeritus dalam bidang linguistik dan tata bahasa Arab di FIB UI. Selain sebagai pengajar, anggota Departemen Linguistik, ia juga dikenal sebagai ahli sejarah bahasa, kebudayaan Betawi, seperti dapat kita lihat dalam karya tulisnya “Sastra Tulis Melayu Klasik” dalam Bunga Rampai Sastra Betawi (2002). Ia aktif menjalani abad XXI ini dengan menulis: pada 2004, “Spelling Checker Bahasa Indonesia, Sekelumit Pengalaman Membantu Membuat Program” terbit dalam Menabur Benih Menuai Kasih, Persembahan Karya Bahasa, Sosial, dan Budaya untuk Anton M. Moeliono pada Ulang Tahunnya yang ke-75. Pada 2005 dua tulisannya terbit: “Tipologi Bahasa dan Bahasa-bahasa di Dunia”, bersama Lucy Ruth Montolalu dan Multamia RMT Lauder, dalam Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik; dan “Peran bahasa Melayu Jakarta, di Antara Bahasa Melayu Lain di Indonesia”, dalam Betawi dan Jakarta, Tinjauan Budaya. Pada 2011 terbit sebuah bukunya Morfo-Sintaksis Bahasa Arab.
Multamia RMT Lauder adalah Guru Besar Tetap Bidang Linguistik di Universitas Indonesia yang menjalani pendidikan lanjut tidak hanya di Universitas Indonesia (Sarjana 1979) tetapi juga di dua universitas di Grenoble, Prancis sehingga memperoleh dua gelar Magister 1980 dan 1981. Gelar Doktor di bidang dialektologi diperolehnya di Universitas Indonesia (1990). Ia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan II FIB UI, Deputi Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat, dan Direktur Pendidikan UI. Sampai sekarang ia bergiat di bidang toponimi berkat Pendidikan singkat
Hakikat Ilmu Pengetahuan Budaya
00-Hakikat E-Book.indd 438 9/12/2018 2:36:48 PM
439
yang ia jalani di United Nation Group of Expert on Geographical Names (1978).
Njaju Jenny Malik Tomi Hardjatno adalah Guru Besar dalam Antropologi Linguistik di FIB UI. Selain mengajar di UI, ia juga menjadi Widyaiswara dalam bidang budya di berbagai lembaga pemerintah, seperti Lemabaga Ketahanan Nasional RI, Kepolisian RI. Sebagai ahli dan pengajar bahasa Rusia, ia menerbitkan karya penelitian juga hampir setiap tahun, baik dalam bentuk buku maupun makalah: Makna Bahasa Iklan Rusia (2000); “Berbagai Kendala Pelafalan Bahasa Rusia pada Mahasiswa Indonesia, Sebuah Studi Kasus” (Seminar Internasional MAPRYAL, St. Petersburg, Juli 2003); “Potensi Pariwisata Rusia: Sebuah Peluang? (Depertemen Kebudayaan dan Pariwisata, Maret 2004), “Menoleh Reorientasi Identitas Rusia: Pembelajaran bagi Indonesia” (Intelijen dan Kontra Intelijen, Juni 2005); dan “Rusia dalam Perspektif Indonesia, Dulu, Kini, dan yang Akan Datang” (Seminar Universitas Kebangsaan Malaysia, Januari 2006).
Noerhadi Magetsari adalah Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia. Ia masih aktif mengajar hingga sekarang, khususnya di Program Pascasarjana Arkeologi, mengenai teori-teori arkeologi, kebudayaan materi serta museologi. Ia juga mengembangkan museologi di Departemen Arkeologi sebagai mata kuliah peminatan. Pada 2011, ia bekerja sama dengan Arsip Nasional RI untuk mengembangkan archival science.
Rahayu Surtiati Hidayat adalah guru besar linguistik penugasan kembali oleh UI sejak 2011. Ia mempertahankan disertasinya pada 1989, Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif yang
Penyumbang Tulisan
00-Hakikat E-Book.indd 439 9/12/2018 2:36:48 PM
440
diterbitkan oleh Intermasa pada 1990. Selain mengajar, membimbing, dan meneliti, ia memimpin Dewan Editor Paradigma Jurnal Kajian Budaya sejak 2015. Sebagai peneliti, ia telah membimbing mahasiswa S1, S2, dan S3 dalam Publikasi Internasional Terindeks untuk Tugas Akhir Mahasiswa UI 2016 yang bertemakan “Perempuan dalam Media Massa Sunda (Majalah Mangle 1958‒2013)”; dan mahasiswa S3 dalam kegiatan serupa pada 2017 yang bertemakan “Peristilahan di Bidang Sosial dan Humaniora: Kasus Penggunaan Istilah dalam Tesis dan Disertasi Sosial dan Humaniora di Lingkungan Universitas Indonesia”. Sebagai penerjemah, ia telah menerjemahkan lebih dari 40 karya yang diterbitkan. Yang terakhir adalah Pengaruh Musik Indonesia pada Musik Prancis Abad XX (disertasi Patrick Revol 2000) yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia, 2017.
Riris K. Toha-Sarumpaet mengampu berbagai mata kuliah: drama, metodologi penelitian, sastra anak. Ia juga menerbitkan banyak tulisan, antara lain, Membaca Sapardi, sebagai editor bersama Melani Budianta (2010); “Mengonsumsi Vagabond Menjadi Superhero? Anak dan Remaja memaknai Bacaannya,” Jurnal Etika Edisi Khusus No. I/No. 2 Tahun 2010; “Kundangdya yang ‘Gagah Berkulit Hitam’: Persoalan Cross-Writing dan Nada Pendidikan Perempuan,” dalam Bahasa, Sastra, dan Budaya di Asia Tenggara (2010); Pedoman Penulisan Sastra Anak (2010); dan Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik sebagai editor (2011). Ia adalah aktivis yang memperjuangkan bacaan anak-anak, selain menaruh perhatian pada puisi dan drama. Ia telah menjabat sebagai Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Pusat selama dua periode.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Budaya
00-Hakikat E-Book.indd 440 9/12/2018 2:36:48 PM
441
Setiawati Darmojuwono adalah Guru Besar Tetap Bidang Linguistik Universitas Indonesia yang memperoleh gelar Magister Artium (M.A.) di bidang Germanistik (Bahasa dan Sastra Jerman) dan Filsafat dari Universitaet Hannover (kini Leibniz Universitaet), Jerman pada tahun 1981. Gelar Doktor der Philosophie (Dr.phil) di bidang Linguistik diperoleh di universitas yang sama pada tahun 1985. Minat penelitian utama di bidang semantik kognitif, etnopragmatik terutama komunikasi antarbudaya, dan penerjemahan.
Susanto Zuhdi adalah Guru Besar Ilmu Sejarah FIB UI yang mengajar, meneliti, dan menulis perihal sejarah maritim Indonesia dan Asia Tenggara. Terbitannya berupa buku, antara lain Cilacap 1830–1942: Bangkit dan jatuhnya Sebuah Pelabuhan di Jawa (Kepustakaan Populer Gramedia, 2001); Sejarah Buton yang Terabaikan: Labu Rope dan Labu Wana (Raja Grafindo, 2010). Selain itu artikelnya yang terbit adalah “Perspektif Melayu Nusantara dalam Dialog Kesejarahan Malaysia-Indonesia,” dalam Membangkitkan Memori Kolektif Kesejarahan Malaysia-Indonesia (Ed. Musni Umar dan Pudentia MPSS, Insed dan EPG Indonesia, 2011, 82–96).
Titik Pudjiastuti dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI sejak 1986. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Jawa pada tahun 1985. Tahun 1988-1990 mengambil kursus Filologi di Universitas Leiden, Belanda dan menamatkan S2 nya pada tahun1991. Gelar Doktor diperolehnya pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Pengetahaun Budaya UI. Aktif melakukan penelitian di bidang ilmu Filologi dan Kodikologi sejak 1992.

Informasi bibliografi