Farmasetika Dasar & Hitungan FarmasiEGC |
Isi
Pengelolaan Apotek dan Resep di Apotek | 7 |
Bab | 8 |
Bab | 16 |
Fase Biofarmasetik | 25 |
Fase Farmakokinetik | 38 |
Pengertian Obat dan Sediaan | 47 |
Pulvis dan Pulveres | 58 |
Perhitungan Dosis Maksimal DM dan Dosis Gabungan | 65 |
MacamMacam Kerusakan pada Pembuatan Tablet | 84 |
Salep | 92 |
Pasta | 101 |
Serbuk Tak Terbagi Pulvis | 111 |
Pengenceran Etanol | 121 |
Perhitungan | 128 |
Cara Faktor Disosiasi Farmakope Belanda VI | 134 |
Daftar Pustaka | 142 |
Istilah dan frasa umum
absorpsi aksi obat alkohol alkohol absolutnya apotek apoteker aqua asam atropin sulfat bagian bahan obat bahan pengisi bakteri Bentuk sediaan obat biologis bobot jenis bobot zat boleh cair cairan campuran cara cokelat Contoh Contohnya darah dasar salep diabsorpsi dibuat diperlukan ditambahkan dokter dosis Dosis 1 kali dosis dewasa Dosis maksimum efek obat efek terapi ekstrak beladona emulsi enzim etanol etiket farmakologi Farmakope farmasi fase gelatin gliserin glukosa gram Insulin isotonis Jadi jumlah kapsul Kecuali dinyatakan kerja ketersediaan hayati kimia laktosa lambung larut larutan melalui membran membran mukosa memiliki mengandung metabolisme minyak misalnya ml larutan molekul NaCl natrium obat yang digunakan obatnya oral padat pasien pembuatan penderita penggunaan obat penisilin penyimpanan pulvis resep reseptor resistensi Rumus rute salep senyawa serbuk sirop spiritus suhu sulfat sulfonamida supositoria suspensi Tabel tablet tablet salut tangas terjadi tetes tingtur tubuh Tween usus vaselin volume wadah zat aktif zat tambahan zat-zat