Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia: Kritik Atas Nalar Agamaisasi Kekerasan

Sampul Depan
IRCISOD, 2023 - 340 halaman

“Secara akademik, buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Aksin Wijaya, seorang akademisi muda dari IAIN Ponorogo, hendak menyodorkan fakta penafsiran agama yang bernuansa kekerasan versus penafsiran agama yang bernuansa perdamaian.”

—Prof. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D.

“Karya Aksin Wijaya ini menyadarkan kita akan niscayanya memandang manusia sebagai manusia yang bermartabat kemuliaan (karâmah al-insân) dan bahwa agamaisasi kekerasan tidak boleh terjadi, dan harus ditolak mentah-mentah, karena bertentangan dengan prinsip Islam sebagai agama salâm (damai) dan rahmat bagi semesta (rahmatan li al-’âlamîn).”

—Moch. Nur Ichwan, M.A., Ph.D.

*

Perdamaian adalah bagian dari iman yang mesti kita perjuangkan dan ejawantahkan dalam kenyataan sehari-hari di mana pun dan kapan pun. Perdamaian harus mewujud dari fides ke praxis, dari iman ke amal saleh. Nah, buku ini mengetengahkan tafsir keagamaan yang antroposentris agar nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan universal dapat ditegakkan. Tafsir antroposentris akan melahirkan wajah Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan universal karena lebih menempatkan manusia sebagai subjek, bukan objek, dari segala hiruk-pikuk keberagaman umat muslim.

 

Halaman terpilih

Isi

Bagian 13
122
Bagian 14
152
Bagian 15
194
Bagian 16
197
Bagian 17
227
Bagian 18
228
Bagian 19
245
Bagian 20
290

Bagian 9
44
Bagian 10
58
Bagian 11
59
Bagian 12
85
Bagian 21
294
Bagian 22
312
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Informasi bibliografi