Model pembelajaran pendidikan karakter: panduan operasional untuk pembelajaran online dan dilengkapi contoh implementasi pada mapel PAI & BP

Sampul Depan
Dalam ajaran Islam, karakter adalah akhlak. Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu kata al-khuluq. Akhlak dimaknai sebagai tingkah laku, perangai, budi pekerti, atau moral yang indikator baik buruknya berlandaskan pada ajaran agama. Berdasarkan hal tersebut, karakter sebagai akhlak adalah selama penekanan dan landasannya berpusat pada ajaran agama, khususnya ajaran Agama Islam. Sehingga, tujuan pendidikan karakter yaitu berupaya mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, berupa akhlak kepada Allāh dan Rasul-Nya, akhlak kepada dirinya sendiri, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter seyogyanya dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif, yaitu bukan hanya fokus pada pendekatan nalar, tetapi juga harus ada pendekatan hati dan latihan atau pembiasaan. Selain itu, pelaksanaan pendidikan karakter juga harus mampu menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan berbagai perkembangan yang mempengaruhi kehidupan manusia.
 

Halaman terpilih

Isi

Bagian 1
1
Bagian 2
5
Bagian 3
7
Bagian 4
8
Bagian 5
18
Bagian 6
21
Bagian 7
22
Bagian 8
26
Bagian 12
71
Bagian 13
78
Bagian 14
106
Bagian 15
107
Bagian 16
112
Bagian 17
113
Bagian 18
115
Bagian 19
120

Bagian 9
41
Bagian 10
42
Bagian 11
67
Bagian 20
153
Hak Cipta

Istilah dan frasa umum

Tentang pengarang (2021)

Rony Sandra Yofa Zebua, S.T., M.Pd. merupakan praktisi, peneliti, dan pemerhati pendidikan yang mendalami bidang Teknologi, Ilmu Pendidikan, dan Islam. Pengalamannya secara profesional di bidang teknologi selama lebih dari 15 tahun, khususnya dalam lingkungan pengembangan open source. Sedangkan pengalaman sebagai praktisi pendidikan dan pembinaan lebih dari 13 tahun, khususnya dalam pendidikan dan pembinaan karakter dari generasi yang telah berumur sampai generasi muda penerus bangsa. Latar belakang pendidikannya merupakan perpaduan dari pendidikan non formal dan pendidikan formal. Pendidikan non formal berangkat dari sistem Surau (Pesantren Minangkabau), talaqi kepada beberapa ustadz, dan juga Pesantren Mahasiswa di lingkungan sekitar Universitas Gadjah Mada. Sedangkan pendidikan formalnya di Teknik Universitas Gadjah Mada (S1) dan Pendidikan Islam Universitas Islam Bandung (S2). Pengalaman-pengalaman ini mendorong sosok yang selalu inovatif ini menjadi seorang insan pendidikan yang berusaha meneliti dan mengembangkan kegiatan pendidikan/pembinaan sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun karakteristik perkembangan zaman, sekaligus sebagai insan dakwah yang berusaha terlibat dalam pembinaan masyarakat dan sosial kemanusian secara langsung maupun tidak langsung.

Dr. Asep Dudi Suhardini, S.Ag., M.Pd. diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik pada medio 2020 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung, yang mendalami bidang Ilmu Pendidikan, Pendidikan Karakter, Islam, Psikologi, dan Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Pendidikan tingginya dimulai tahun 1988 di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung walaupun tidak selesai, dilanjutkan di S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Sunan Gunung Djati, selanjutnya program Magister dan Doktoral pada Pendidikan Umum dan Karakter Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau aktif menuliskan opininya tentang sosial pendidikan pada surat kabar, mengisi berbagai seminar dan pelatihan yang relevan, serta pernah terlibat dalam program peningkatan kualitas madrasah di Jawab Barat dalam program kerjasama Kementerian Agama dengan AUSAID. Pengalaman pendidikan, sosialisasi, dan amanahnya menempatkan pribadi yang bersahaja dan motivator ini menjadi seorang praktisi pendidikan yang berjiwa maju dan selalu mendorong kepada pengembangan dan peningkatan dunia pendidikan. Selain itu juga mendorongnya menjadi insan dakwah yang secara praktis memberikan motivasi dan pembinaan kepada para pendidik dan umat Islam.

Informasi bibliografi